Beranda | Artikel
Kisah Taubatnya Imam Fudhail bin Iyadh - Syaikh Abdurrazzaq al-Badr #NasehatUlama
Minggu, 11 September 2022

al-Fudhail bin Iyadh, seorang imam dari generasi tabi’in.
Dahulu beliau menjalani 40 tahun hidupnya sebagai salah seorang penjahat besar.

Termasuk penjahat besar, karena beliau dahulu adalah seorang begal,
dan dahulu semua kafilah perjalanan takut padanya.
Hingga beliau menginjak usia 40 tahun.

Pada suatu malam,
ia mendatangi sebuah rumah—sebagaimana yang disebutkan dalam biografi beliau di kitab Siyar A’lam an-Nubala dan lainnya.
Ia mendatangi sebuah rumah.

Ia memanjat pagar rumah itu, seperti biasa untuk menjalankan aksi kejahatannya.
Saat ia sedang memanjat pagar rumah,
ternyata pemilik rumah ketika itu sedang membaca al-Quran, surat al-Hadid,
dan sampai pada firman Allah, “Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman
untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka)?

Dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan al-Kitab pada mereka, kemudian berlalu masa yang panjang, hingga hati mereka menjadi keras.

Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik.” (QS. Al-Hadid: 16)
al-Fudhail mendengar ayat ini, sehingga ayat ini meresap ke dalam hatinya.
Meresap ke dalam hatinya,
dan benar-benar tersentuh olehnya saat itu juga,

dan ia segera menjawab ayat itu, “Sudah datang waktunya!”
Ia menjawab pertanyaan, “Belumkah datang waktunya?” dengan jawaban, “Sudah!”
Yakni telah datang waktu tunduknya hati untuk mengingat Allah. Lalu ia turun dari pagar,

dan berjanji pada dirinya untuk berhijrah ke kota Makkah,
dan tinggal di sana untuk beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala hingga meninggal dunia.

Dan beliau pun pergi ke kota Makkah. Satu ayat dapat mengubah jalan hidupnya,
dari kejahatan menjadi salah satu ahli ibadah,
dan salah satu orang saleh.

Saat itu juga beliau berkemas-kemas dan pergi ke kota Makkah,
dan tinggal di sana untuk beribadah kepada Allah hingga Allah Subhanahu wa Ta’ala mewafatkannya.

Dan di kota Makkah beliau mendatangi para ulama dan ahli hadits,
beliau menimba ilmu, mempelajari fiqih, dan menghafal hadits-hadits dari mereka.
Dan tidaklah kamu saat ini membuka salah satu kitab tafsir, fiqih, hadits, atau kitab lainnya,

kecuali kamu pasti mendapati banyak riwayat dari Imam ini, “Imam al-Fudhail bin Iyadh rahimahullah berkata, …”
Satu ayat saja dapat mengubah hidupnya!

Oleh sebab itu, hendaklah seseorang menghayati,
dalam urusan penyakitnya, sakitnya, dan masalahnya,
dan mulai mengobati dirinya dengan al-Quran.

Mengobati dirinya dengan al-Quran, sebagai contoh, jika ada orang yang mendapat ujian.
Sebagian orang mengeluh dari—semisal—matanya yang suka jelalatan,
dan jiwanya selalu ingin memandang wanita,
dan terkadang ia pergi ke tempat-tempat yang banyak wanita di sana untuk melihat mereka.

Dia diuji dengan ujian seperti ini,
dan terjadi banyak gejolak jiwa, yang dirinya terus berusaha melawan agar dapat terbebas darinya.
Maka, sembuhkanlah dirimu dengan ayat al-Quran!

“Katakanlah kepada para lelaki beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan menjaga kemaluannya, yang demikian itu lebih suci bagi mereka…
Sungguh Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.”
“… yang demikian itu lebih suci bagi mereka, Sungguh Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.” (QS. An-Nur: 30)

Hendaklah ia mengulang-ulang ayat ini, dan menghayatinya, serta berusaha agar sampai ke dalam hatinya.
Dan jika ayat itu sampai ke dalam hatinya, maka ia akan mendapat kesembuhan.

Seluruh masalah (hati) timbul akibat tidak sampainya al-Quran ke dalam hati.
Namun jika al-Quran telah sampai ke dalam hati, maka kesembuhannya dapat diraih.

Maka hendaklah ia mulai berusaha melatih dirinya, hingga al-Quran dapat sampai ke dalam hatinya.

====

الْفُضَيْلُ بْنُ عِيَاضٍ مِنْ أَئِمَّةِ التَّابِعِينَ

أَمْضَى أَرْبَعِينَ سَنَةً مِنْ حَيَاتِهِ وَهُوَ مَعْدُودٌ فِي كِبَارِ الْمُجْرِمِيْنَ

مَعْدُودٌ فِي كِبَارِ الْمُجْرِمِيْنَ كَانَ قَاطِعَ طَرِيقٍ

وَكَانَتِ الْقَافِلَةُ بِكَامِلِهَا تَخَافُهُ

إِلَى أَنْ بَلَغَ الْأَرْبَعِينَ

وَلَيْلَةٌ مِنَ اللَّيَالِي

أَتَى إِلَى بَيْتٍ كَمَا ذُكِرَ فِي تَرْجَمَتِهِ فِي سِيَرِ أَعْلَامِ النُّبَلَاءِ وَغَيْرِهِ

أَتَى إِلَى بَيْتٍ

يَتَسَوَّرُ الْبَيْتَ عَلَى عَادَتِهِ فِي إِجْرَامِهِ وَعُدْوَانِهِ يَتَسَوَّرُ الْبَيْتَ

وَهُو يَتَسَوَّرُ الْبَيْتَ

إِذَا بِصَاحِبِ الْبَيْتِ كَانَ يَقْرَأُ الْقُرْآنَ فِي سُورَةِ الْحَدِيدِ

وَصَلَ إِلَى قَوْلِ اللهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ آمَنُوا

أَنْ تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِ اللهِ وَمَا نَزَلَ مِنَ الْحَقِّ

وَلَا يَكُونُ كَالَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلُ فَطَالَ عَلَيْهِمُ الْأَمَدُ فَقَسَتْ قُلُوبُهُمْ

وَكَثِيرٌ مِنْهُمْ فَاسِقُونَ

سَمِعَ الْفُضَيْلُ هَذِهِ الْآيَةَ وَدَخَلَتْ قَلْبَهُ

دَخَلَتْ قَلْبَهُ

وَتَأَثَّرَ مِنْ لَحْظَتِهِ تَأَثُّرًا عَظِيمًا

وَقَالَ فِي سَاعَتِهِ بَلَى

أَجَاب أَلَمْ يَأْنِ؟ قَالَ بَلَى

يَعْنِي جَاءَ الْوَقْتُ الَّذِي تَخْشَعُ فِيهِ الْقُلُوبُ لِذِكْرِ اللهِ وَنَزَلَ

وَعَاهَدَ نَفْسَهُ أَنْ يُهَاجِرَ إِلَى مَكَّةَ

وَأَنْ يَبْقَى فِيهَا عَابِدًا لِلهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى إِلَى أَنْ يَمُوتَ

وَذَهَبَ إِلَى مَكَّةَ آيَةٌ وَاحِدَةٌ حَوَّلَتْ مَسَارَهُ

مِنْ إِجْرَامٍ إِلَى عَابِدٍ مِنَ الْعُبَّادِ

وَصَالِحٍ مِنَ الصَّالِحِينَ

وَمِنْ سَاعَتِهِ بَدَأَ يُرَتِّبُ وَذَهَبَ إِلَى مَكَّةَ

وَبَقِيَ فِيهَا عَابِدًا إِلَى أَنْ تَوَفَّاهُ اللهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى

وَفِي مَكَّةَ يَأْتِي الْعُلَمَاءَ وَالْمُحَدِّثِينَ

وَيَتَلَقَّى عَنْهُمُ الْعِلْمَ وَيَأْخُذُ عَنْهُمُ الْفِقْهَ وَيَحْفَظُ مِنْهُمُ الْأَحَادِيثَ

وَلَا تَفْتَحُ الْآنَ كِتَابًا مِنْ كُتُبِ التَّفْسِيرِ أَوْ كِتَابًا مِنْ كُتُبِ الْفِقْهِ أَوِ الْحَدِيثِ أَوْ غَيْرِهَا

إِلَّا وَتَجِدُ النُّقُولَ الْعَظِيمَةَ عَنْ هَذَا الْإِمَامِ قَالَ الْإِمَامُ الْفُضَيْلُ بْنُ عِيَاضٍ رَحِمَهُ اللهُ

آيَةٌ وَاحِدَةٌ غَيَّرَتْ حَيَاتَهُ

وَلِهَذَا يَنْبَغِي عَلَى الْإِنْسَانِ أَنْ يَتَفَكَّرَ

فِي أَمْرَاضِهِ فِي أَسْقَامِهِ فِي مَشَاكِلِهِ

وَيَبْدَأُ يُدَاوِي نَفْسَهُ بِالْقُرْآنَ

يُدَاوِي نَفْسَهُ بِالْقُرْآنَ مَثَلًا إِذَا كَانَ الْإِنْسَانُ مُبْتَلًى

بَعْضُ النَّاسِ يَشْتَكِي مِنْ أَنَّهُ مَثَلًا نَظَرُهُ يَزِيْغُ

وَلَهُ نَفْسٌ تَتَطَلَّعُ لِلنَّظَرِ لِلنِّسَاءِ

وَرُبَّمَا يَقْصِدُ أَمَاكِنَ فِيهَا النِّسَاءُ لِلنَّظَرِ

هُوَ مُبْتَلَى بِهَذَا

وَتَتَحَرَّكُ فِيهِ أُمُورٌ هُوَ فِي صِرَاعٍ مَعَ نَفْسِهِ فِي الْخَلَاصِ مِنْهَا

دَاوِ نَفْسَكَ بِالْآيَةِ

قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوْجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ

إِنَّ اللهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ

ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ إِنَّ اللهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ

يُكَرِّرُهَا الْإِنْسَانُ وَيَتَأَمَّلُ فِيهَا وَيُحَاوِلُ أَنْ تَصِلَ إِلَى قَلْبِهِ

إِذَا وَصَلَتْ إِلَى قَلْبِهِ حَصَلَ الشِّفَاءُ

الْمَشَاكِلُ كُلُّهَا تَأْتِي بِسَبَبِ عَدَمِ وُصُولِ الْقُرْآنِ لِلْقَلْبِ

إِذَا وَصَلَ الْقُرْآنُ لِلْقَلْبِ حَصَلَ الشِّفَاءُ

فَيَبْدَأُ يُجَاهِدُ نَفْسَهُ حَتَّى يَصِلَ الْقُرْآنُ إِلَى قَلْبِهِ


Artikel asli: https://nasehat.net/kisah-taubatnya-imam-fudhail-bin-iyadh-syaikh-abdurrazzaq-al-badr-nasehatulama/